Mobil Bekas Pilihan Realistis


Jakarta, SEMARANG Post - Kondisi perekonomian dalam masa pemulihan setelah pandemi Covid-19 dan maraknya isu resesi global di tahun 2023 menyebabkan masyarakat Indonesia masih banyak yang menahan diri untuk melakukan pembelian mobil baru.

Masyarakat kini lebih realistis lebih memilih membeli mobil bekas sebagai alternatif yang lebih terjangkau harganya.

Pada kondisi ekonomi tahun 2023, peluang pertumbuhan permintaan mobil bekas meningkat. Sesuai data dari OLX Autos sampai dengan tahun 2022 lalu, penjualan mobil bekas selama pandemi meningkat dan mengalami kenaikan 8 persen. 

Meningkatnya permintaan mobil bekas di tengah ancaman resesi bisa dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya kekhawatiran masa depan ekonomi sehingga masyarakat berusaha menekan pengeluaran dengan memilih membeli mobil bekas dalam memenuhi kebutuhan transportasinya. 

Faktor lain meningkatnya permintaan dan penjualan mobil bekas juga dipengaruhi seperti antusiasme masyarakat memasuki bulan Ramadhan dan persiapan jelang mudik lebaran. 

Saat libur panjang selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri, tidak sedikit masyarakat merencanakan perjalanan ke kampung halaman atau tempat wisata sehingga kebutuhan akan mobil pun demi perjalanan aman dan nyaman.

“Peluang penjualan dan permintaan pada mobil bekas terus meningkat meskipun kondisi ekonomi tahun 2023 diprediksi tidak menentu bahkan isu mengalami resesi akan terjadi " tutur Sundoro Edi selaku CEO Inspector Mobil.

Ditegaskan oleh Sundoro Edi,  menjelang bulan puasa ini penjualan mobil bekas mengalami kenaikan karena kebutuhan transportasi masyarakat, mereka memilih membeli mobil bekas ketimbang yang baru karena harganya relatif lebih murah.

Meskipun permintaan mobil bekas meningkat selama ancaman resesi, perlu diingat bahwa pembelian mobil bekas dapat memiliki risiko tertentu. Sebaiknya, lakukan pengecekan yang cermat sebelum membeli mobil bekas dengan menyewa jasa Inspector Mobil untuk memastikan bahwa mobil tersebut dalam kondisi baik dan layak digunakan. 

Kontributor: Kinto Rahmat
Editor: Anast
Lebih baru Lebih lama
CLOSE ADS
CLOSE ADS