Program MBG Siap Diperluas 2026: Prioritaskan Lansia, Disabilitas, dan Anak Jalanan


Kendal, SEMARANG Post - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) direncanakan mengalami perluasan besar pada tahun 2026, menyasar kelompok rentan seperti Lansia, Penyandang Disabilitas, dan Anak Jalanan untuk memastikan pemerataan akses gizi di seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Promotor kesehatan, Dani Satria, M.Kes, menilai kebijakan ini sangat strategis dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Menurutnya, kelompok rentan selama ini memiliki hambatan dalam pemenuhan nutrisi sehari-hari sehingga intervensi pemerintah menjadi sangat krusial.

“Perluasan program MBG ini merupakan langkah penting karena lansia, penyandang disabilitas dan anak jalanan adalah kelompok yang rentan, sehingga intervensi gizi secara terukur dan berkesinambungan akan berdampak langsung pada kualitas kesehatan jangka panjang,” ujar Dani Satria di Kendal, Jawa Tengah pada Kamis 11 Desember 2025.

Cakupan MBG Saat Ini. Program MBG telah melayani 38,5 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia. Layanan ini dijalankan melalui 13.514 dapur aktif atau Unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), yang setiap hari mendistribusikan makanan bergizi secara gratis.

Kelompok yang saat ini menerima manfaat MBG meliputi:

  • Siswa PAUD/TK hingga SMA
  •  Ibu hamil dan menyusui
  •  Balita

Pemerintah memastikan program ini terus diperluas agar semakin banyak kelompok rentan yang bisa mendapatkan gizi cukup secara konsisten.

Target 2025–2026: Jangkauan Lebih Luas, Infrastruktur Lebih Kuat. Badan Gizi Nasional (BGN) menargetkan hingga akhir 2025, program MBG dapat menjangkau 82,9 juta penerima manfaat. Untuk mendukung target tersebut, pembangunan dapur SPPG ditingkatkan hingga 30.000 unit.

Mulai 2026, pemerintah juga mempersiapkan peningkatan anggaran harian sebagai respons terhadap bertambahnya kelompok penerima manfaat dan meningkatnya kebutuhan operasi dapur.

Distribusi Akurat dan SDM Kompeten Jadi Kunci. Dani menekankan bahwa perluasan program harus diikuti dengan penguatan sistem distribusi dan peningkatan kompetensi SDM agar manfaat program semakin optimal.

“Jika program ini dijalankan dengan sistem distribusi yang akurat dan melibatkan SDM yang kompeten, maka manfaatnya akan jauh lebih optimal. Selain itu, evaluasi berkala diperlukan agar program ini efektif dan selalu tepat sasaran,” pungkasnya.

Perluasan Program MBG pada 2026 merupakan momentum penting dalam memperkuat ketahanan gizi nasional. Dengan menyasar lansia, penyandang disabilitas, dan anak jalanan, pemerintah menunjukkan komitmen kuat untuk memastikan tidak ada kelompok yang tertinggal dalam akses nutrisi dasar.

Jika dikelola secara tepat, MBG dapat menjadi fondasi penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia di masa depan.

Kontributor: Dani Satria,
Editor: Anast
Lebih baru Lebih lama
TUTUP
TUTUP