Generasi Digital Pemilih Potensial di Pemilu 2024


Surabaya, SEMARANG Post - Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang, mengisyaratkan perebutan konstituante pemilih generasi Z, yang bertransformasi kegenerasi digital.

Generasi digital sebagai generasi _natives_ digital, generasi yang lahir ditengah pertumbuhan komputer dan internet serta memiliki ketergantungan dengan kemajuan perangkat teknologi, khususnya media komunikasi digital berupa media sosial.

Pemilu 2024, akan sangat dipengaruhi oleh teknologi media sosial. Dari data jumlah penduduk 210 juta jiwa, terdapat 170 juta jiwa pengguna media sosial dan kecenderungannya terus meningkat.

Ungkapan tersebut dituturkan Dr. Jokhanan Kristiyono,ST.,M.Med.Kom. Ketua Stikosa-AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-Almamater Wartawan Surabaya), saat diundang sebagai pemateri bertajuk Sekolah Politik DPD Partai Hanura Jawa Timur, di kantor Jl. Imam Bonjol, Surabaya, Sabtu 30 September 2023.

“Pemobilisasian pemilih, mengajak penggunan platform digital untuk terlibat aktif dalam kampanye politik, sesuai dengan kemampuan target pengurus partai maupun para calegnya,” ujar Jokhanan.

Dihadapan pengurus partai dan para caleg  DPD Hanura Jawa Timur, Jokhanan menuturkan pula, pentingnya digital marketing dimana saat ini mengalami pergeseran perilaku pemilih keranah digital.

“Kampanye politik yang menggunakan digital marketing dapat memanfaatkan popularitas media sosial, untuk menyebarkan pesan dan untuk membangun keterlibatan pemilih,” tambahnya.

Pemilih modern cenderung mencari informasi politik yang diingininya secara online. Digital marketing memungkinkan kandidat untuk menyajikan informasi dengan lebih mudah diakses oleh pemilih.

“ Melalui pengguna internet dan media sosial, kandidat dapat berinteraksi langsung dengan pemilih & menciptakan kedekatan antara parpol maupun calegnya dengan konstituante pemilih” tutur Jokhanan

Pada media digital, juga tersedia alat pengukuran kinerja politik yang lebih akurat. Dapat digunakan menganalisis metrik kampanye seperti tingkat keterlibatan, jangkauan, dan konversi untuk menilai sejauh mana pesan untuk mencapai target audiens dan seberapa efektifnya.

Beberapa alat ukur yang bisa dipakai untuk menganalisa, ada google analytics, instagram insight, facebook insight, twitter analytics, youtube analytics studio juga bisa dipakai untuk mengukur kinerja yang telah dilakukan, atau bisa menggunakan alat ukur pihak ketiga yaitu social network analyst, sebut Jokhanan

Empat pilar digital terpenting dalam menggunakan digital marketing communication. Yaitu digital skill atau kemampuan penguasaan media digital, digital culture atau budaya digital pemilih generasi Z pada masing–masing lingkungan sasaran targetnya, digital ethics atau perilaku santun dan menjaga rambu – rambu bermedia sosial, dan yang ke 4 digital safety yaitu pengamanan data dan materi konten kampanye di media sosial yang digunakan.

Terakhir, membuat konten yang menarik dan kreatif, yang sesuai dengan target konstituante pemilih pengguna media sosialnya.

Konten yang disukai pengguna media sosial, konten hiburan, konten inspiratif, selanjutnya konten edukatifdan konten yang meyakinkan tentang sesuatu.

“Kebanyakan konten kampanye parpol itu berupa konten yang meyakinkan tentang parpolnya. Padahal konten yang banyak disukai di Tik Tok, instagram dan facebook, yang tertinggi oleh generasi Z atau generasi digital itu konten menghibur. Yang dapat terjadi interaksi tertarik dengan parpolnya ataupun tertarik menjadi calegnya,” pungkas Jokhanan.

Di penghujung materi, Jokhanan membagikan koleksi bukunya tentang Konvergensi Media pada masyarakat berjejaring di era digital (2022), kepada para peserta caleg Hanura dapil Jatim.

”Di partai kami ini caleg yang berbasis generasi Z itu kecil. Yang ada itu dari generasi X dan sebagian ada dari generasi lama. Tentu ketika efek dari Pemilu 2019 dan 2024 nanti tentu banyak menggunakan sarana digital, kampanyenya banyak menggunakan media sosial, untuk berebut pemilih generasi Z” Ketua DPD Hanura Jatim Yunianto Wahyudi

Yunianto Wahyudi akrab disapa Masteng menjelaskan, untuk menghadapi fenomena demikian DPD Hanura Jatim mengadakan Sekolah Politik untuk para calegnya dari DPRD kabupaten/kota hingga DPR RI dengan menghadirkan sejumlah narasumber yang terbagi dalam empat topik persoalan.

Yaitu tentang personal branding atau membangun citra diri, tentang budaya politik sosiologi politik dan local wisdom, yang ketiga tentang digital marketing, komunikasi politik, dan yang ke empat tentang strategi pemenangan kursi untuk kebutuhan Pemilu 2024.

Yunianto berharap Sekolah Politik tersebut dapat menambah pengetahuan dan pembekalan, untuk menambah peluang perolehan suara pemilih, terutama dari kalangan generasi Z dalam menghadapi Pemilu 2024, yang sudah banyak menggunakan digital dan berkampanye melalui media sosial.

Kontributor: Sasetya Wilutama
Editor: Anast
Lebih baru Lebih lama
CLOSE ADS
CLOSE ADS