Lifebuoy Edukasi CTPS di Hari Cuci Tangan Sedunia


Jakarta, SEMARANG Post -  Peringati Hari Cuci Tangan Sedunia 2022 sekaligus sambut Piala Dunia FIFA 2022, Lifebuoy luncurkan kampanye #JuaraCuciTangan untuk menggalakkan edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 Momen Penting melalui medium yang digemari oleh jutaan anak Indonesia, yaitu olah raga sepak bola.

Dalam kampanye ini, Lifebuoy rangkul sejumlah pelatih dan pemain sepak bola nasional dan ribuan siswa Sekolah Dasar (SD) di Jabodetabek dipersiapkan anak Indonesia menjadi agen perubahan yang dapat menyebarluaskan pentingnya CTPS di lingkungannya masing-masing.

Saat ini kesadaran mematuhi pedoman CTPS masih harus ditingkatkan. Data BPS 2021 menunjukkan bahwa bahkan di tengah pandemi, hanya 75,38 persen masyarakat yang menunjukkan kesadaran untuk mematuhi pedoman CTPS, artinya masih diperlukan edukasi berkelanjutan untuk menjadikan CTPS sebagai prioritas dalam kebiasaan sehari-hari. 

“Peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia adalah momen yang sangat tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mencuci tangan menggunakan sabun sebagai salah satu modal utama dalam menunjang kesehatan " pesan Budi Gunadi Sadikin  Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Ditengah pandemi COVID-19, kebiasaan CTPS telah terbukti menjadi perilaku sederhana yang berdampak luar biasa dalam pencegahan penyakit menular. 

Kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk menyebarluaskan edukasi CTPS sebagai salah satu pilar penting di dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 

Untuk itu, kami mengapresiasi Unilever Indonesia yang konsisten menggelar berbagai program edukasikebiasaan CTPS sejakdinisecaraberkelanjutan. Mari kita wujudkan PerilakuHidupBersih dan Sehatdenganmembudayakan CTPS, imbuhnya

Ungkapan tersebut ditanggapi oleh Erfan Hidayat, Head of Skin Cleansing PT Unilever Indonesia, Tbk. 

“Lifebuoy memiliki purpose menjadi sahabat keluarga dalam memberikan perlindungan dari kuman dan menjaga agar anak tidak mudah jatuh sakit. Untukitu, sejak 2004 Lifebuoy telah memberikan rangkaian edukasi berkelanjutan dan fasilitas CTPS yang memadai, dimana salah satu agenda yang rutinkami lakukanadalahmenyebarluaskanedukasipentingnyaCTPS di 5 Momen Penting melalui peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia yang kami rayakan setiap tahunnya.” 

Dengan kembalinya anak-anak beraktivitas di luar rumah seperti ke sekolah atau bermain, mereka menjadi rentan untuk terkena penyakit. Melalui penanaman kebiasaan CTPS, maka orang tua telah memberikan modal penting bagi anak untuk tidak hanya melindungi kesehatannya sendiri, namun juga orang-orang di sekitarnya.

“Dengan menanamkan CTPS, kita bisa mencegah penularan COVID-19 yang saat ini masih terjadi, meskipun angka kematian sudah sangat menurun. Selain itu, CTPS juga dapat membantu mencegah penyakit-penyakit menular yang lain " jelas Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD., KHOM, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI). 

Adapun 5 Momen Penting untuk CTPS adalah: sebelum makan, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, setelah dari toilet, dan ketika pulang ke rumah . Mari budayakan kebiasaan ini, terutama untuk anak-anak, imbuh Prof. Dr. Zubairi Djoerban, SpPD KHOM

Menyadari bahwa menanamkan kebiasaan baikpada anak harus dilakukan dengan cara yang menyenangkan, setiap tahunnya Lifebuoy merayakan Hari Cuci Tangan Sedunia melalui tema-tema yang menarik dan relevan bagi anak. 

Melanjutkan kampanye "C untuk Cuci Tangan" yang diangkat tahun lalu, tahun ini Lifebuoy menghadirkan kampanye #JuaraCuciTangan untuk terus memperkuat pesan CTPS di 5 Momen Penting melalui sepak bola; olah raga yang digemari 77 persen masyarakat Indonesia dari berbagai usia, termasuk anak-anak .

Kegemarananak Indonesia terhadap sepak bola antara lain terlihat dari fakta bahwa setidaknya ada 1.978 Sekolah Sepak Bola yang tersebar di 33 provinsi , dan jumlahnya dipercaya akanterus meningkat. 

“Lifebuoy melihat bahwa edukasi CTPS melalui sepak bola sangat tepat dilakukan. Melalui kegemaran terhadap sepak bola, anak-anak dapat mempelajari nilai-nilai yang dapat membantu mereka lebih mudah memahami dan mempraktekkan pentingnya kebiasaan CTPS di 5 Momen Penting,”jelas Erfan.

Anna SurtiAriani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog Klinis sekaligus Pengurus Pusat Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia menanggapi, bahwa melalui sepak bola, anak belajar untuk disiplin dan konsisten berlatih agar bisa menjadi juara. 

"Jika dihubungkan dengan kebiasaan CTPS, anak jadi terbiasa untuk lebih disiplin dan konsisten membersihkan diri sebagai ritual yang tidak terlepaskan dari bermainsepak bola. Selain itu, sepak bola juga mengajarkan anak tentang pentingnya teamwork untuk mencapai tujuan. Terkait kebiasaan CTPS, anak jadi memahami pentingnya kerjasama dalam saling mengingatkan teman atau anggota keluarga agar rutin mencuci tangan sehingga tujuan bersama dapat tercapai, yaitu untuk terhindar dari penyakit.” ungkap Anna SurtiAriani, S.Psi., M.Si., Psi., Psikolog

Untuk menyebarluaskan kampanye ini, Lifebuoy menggelar rangkaian kegiatan secara online maupun offline. Sebagai langkah awal, Lifebuoy menciptakan yel-yel CTPS ala sepak bola yang disebarluaskan oleh 5 KOL anak yang mewakilkan figur #JuaraCuciTangan, yaitu: Arjuna ZayanSugiono, Ryshaka Dharma Situmeang, Shabira Alula Adnan, DiaSekalaBumi, dan Kenji Zizou Bachdim. Melanjutkan semangat mereka, Lifebuoy mengajak ribuansiswa Sekolah Dasar (SD) di Jabodetabek untuk mengirimkan video tentang cara kreatif menerapkan CTPS di 5 Momen Penting. 

Untuk pengirim video paling kreatif berhak mendapatkan coaching clinic dari pelatih Tim Nasional U-17 Bima Sakti dan salah satu atlet sepak bola terbaik tanah air yang dikenal sebagai figur ayah yang menyayangi keluarga,yaitu Kim Kurniawan

Di dalam coaching clinic ini, anak-anak tidak hanya diajarkan teknik dan taktik bermain bola, namun juga keutamaan CTPS di 5 Momen Penting yang diharapkan dapat mereka sebarluaskan ke orang-orang terdekat.

“Ada beberapahal yang bisa dicapai melalui coaching clinic ini. Pertama adalah peer to peer learning, dimana anak-anak bisa saling belajar atau mengajarkan satu sama lain dalam lingkungan dan situasi yang mereka sukai. Selanjutnya, berbekal pengalaman yang menyenangkan ini akhirnya anak-anak bisa menjadi agent of change untuk menyebarluaskan apa yang mereka pelajari ke orang-orang di sekitar mereka, termasuk tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan.” demikian pendapat Anna Surti Ariani

Rangkaian kegiatan coaching clinic ini akan direplikasi ke5 kota lainnya (Bandung, Solo, Semarang, Bali, dan Medan) hingga 2023 mendatang.

 “Semoga seluruh rangkaian kampanye ini akan mampu menginspirasi sebanyak mungkin anak Indonesia untuk menjadi #JuaraCuciTangan di 5 Momen Penting dan bertindak sebagai agen perubahan bagilingkungan di sekitar mereka,” tutup Erfan.


Kontributor: Aninditya Dwiromantika
Editor: Anast
Lebih baru Lebih lama
CLOSE ADS
CLOSE ADS