Dibutuhkan Perempuan Inovasi Dalam Dunia Digital

 

Jakarta, SEMARANG Post - Dunia digital makin berkembang, dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Dunia digital menciptakan beragam lapangan pekerjaan yang terkait Ilmu Teknologi, Informatika dan Komunikasi (TIK). 

Kenyataannya, ketersediaan tenaga kerja dibidang TIK di Indonesia kurang  memenuhi kebutuhan. Hal ini disebabkan oleh adanya kesenjangan keterampilan (skills gap) antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan institusi pendidikan Indonesia yang tidak sesuai dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia industri.

Isu mengenai kesetaraan gender dalam dunia digital pun kerap terjadi. Pada tahun 2017 pun, Boston Consulting Group mencatat bahwa Indonesia hanya memiliki 22 persen representasi perempuan yang bekerja dibidang teknologi, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan persentase terendah dibandingkan negara Asia Tenggara yang lain seperti Vietnam (34 persen), Malaysia (35 persen), Filipina (35 persen), Singapura (41 persen), dan Thailand (42 persen)

Situasi ini semakin memperburuk keadaan di tahun - tahun sebelumnya terhadap kesenjangan hidup pada perempuan di Indonesia, dimana mereka tidak memiliki pengaruh dalam menentukan kebijakan yang berdampak langsung terhadap mereka, seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan hak perempuan.

Pada tahun 2018, berdasarkan hasil coding training yang dilakukan oleh Markoding untuk siswa SMA dan SMK, remaja perempuan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih rendah dibandingkan remaja laki-laki, walaupun hasil pelatihan mereka lebih baik.

Hal inilah yang menggerakkan Magnifique Indonesia, Yayasan Dian Sastrowardoyo dan Markoding menggelar acara Webinar M-Class dengan tema “Perempuan Inovasi” pada Selasa, 22 Maret 2022 melalui virtual Zoom Meeting M-Class  dan Youtube Markoding, sekaligus memperingati Hari Perempuan Internasional pada tanggal 8 Maret 2022. 

“Perempuan Inovasi” dibuka oleh Nadiem Anwar Makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Indonesia, untuk menegaskan dibutuhkannya peran serta perempuan dalam industri yang bertumbuh pesat ini. 

Acara ini  melibatkan  pembicara di bidang TIK seperti Adyra Rachellyn (Top 12 Digital Innovation Challenge 2021), Amanda Simandjuntak (Chief Executive Officer Markoding) dan Anastania Melinda (Product Development Technical Mentor), dan juga dibuka oleh Dian Sastrowardoyo (Pendiri Yayasan Dian Sastrowardoyo) serta Arifaldi Dasril (Managing Partner Magnifique Indonesia).

Webinar M-Class ini diikutioleh para siswa sekolah usia 12 - 18 tahun, para guru SMP, SMA, SMK, MA, MTs dan PKBM yang terlibat atau menyukai bidang Informatika, puluhan Mentor dalam bidang yang sama dari berbagai sekolah di seluruh Indonesia, serta para jurnalis.

M-Class, kegiatan edukasi cetusan Magnifique danYayasan Dian Sastrowardoyo, yang berfokus kepada para siswa di daerah kurang terjangkau atau dengan latarbelakang tidak mampu, dan dilakukan secara berkala dengan mendatangkan narasumber kompeten dengan topik berbeda disetiap sesinya. 

Program yang sudah berlangsung sejak awal pandemi ditahun 2020 ini memiliki mekanisme tidak hanya  mengadakan webinar gratis tapi juga pengadaan kuota internet bagi siswa yang membutuhkan, sehingga mereka tidak terbebani untuk dapat mengikuti acara secara penuh. Hingga saat ini, M-Class sudah  mengedukasi lebih dari 4,000 peserta dari seluruh Indonesia. 

“Perempuan Inovasi” bertujuan mentransformasi generasi muda marginal Indonesia, khususnya remaja perempuan untuk menjadi generasi inovator dengan 21st century skills yang dibutuhkan sesuai perkembangan dunia. 

Selain itu,  program ini juga  bertujuan mengurangi jumlah pengangguran muda dengan memberikan wawasan dan skill yang dibutuhkan khususnya di bidang teknologi dan inovasi, serta menjembatani kesenjangan ilmu. 

Program ini juga dilaksanakanuntukmembahasisukesetaraan gender dalam dunia digital di mana para perempuandiharapkanmendapatkanakses yang setarauntukmendapatkanilmudanpengetahuan agar kelakdapatterjunke dunia profesionaldanmemberikankontribusinyaterhadap dunia TIK. Terutamakontribusi para perempuanuntukmenghasilkaninovasi-inovasi yang bisamenjawabpermasalahan yang dialamiolehsesamaperempuan, sepertipelecehandankekerasanseksual, kesehatanseksualdanreproduksi, kesenjanganupah, danlainnya.

“Dikarenakan adanya kelangkaan akses bagi para siswa tidak mampu yang memiliki ketertarikan dalam dunia digital dan teknologi , Markoding berusaha untuk berkontribusi dalam mengatasi kesenjangan ini melalui penyediaan pendidikan informal seputar keterampilan abad 21 dan keterampilan digital yang dapat langsung diterapkan dalam waktu singkat, sehingga peserta nantinya akan siap memasuki dunia kerja,” ujar Amanda Simandjuntak.

Dian Sastrowardoyo pun menambahkan, “Dengan acara webinar ini, kami berharap para siswa mampu mendapatkan wawasan baru akan pilihan pendidikan informal di bidang teknologi yang bermanfaat sebagai bekal mencari pekerjaan. Di samping itu, kami juga ingin memberikan semangat kepada para perempuan yang ingin menggeluti dunia teknologi untuk terus maju dan membekali diri lebih baik lagi, karena kontribusi kita, apapun gendernya, sangat dibutuhkan bagi industri yang memiliki perkembangan pesat ini.”

Pada kesempatan tersebut Arifaldi Dasril, Managing Partner Magnifique Indonesia kedepannya, pihaknya berharap akan lebih banyak lagi kolaborator yang bersinergi, baik dalam hal pengajaran, penyediaan komunitas maupun sebagai sponsor.


Kontributor: Shanty Soekowati
Editor: Anast
Lebih baru Lebih lama
CLOSE ADS
CLOSE ADS