Qlue - Dell Manfaatkan AI dan IoT Untuk Optimalisasi Bisnis



Qlue, perusahaan penyedia ekosistem smart city terlengkap di Indonesia dorong optimalisasi teknologi berbasis artificial intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT) bagi sektor bisnis di Indonesia, diharapkan akan meningkatkan skalabilitas dunia usaha ke level yang lebih tinggi dalam aspek operasional harian. 


Rama Raditya, Founder dan CEO Qlue mengatakan, perkembangan teknologi akan semakin masif sehingga seluruh aspek bisnis harus cepat beradaptasi dengan baik. Pandemi COVID-19 juga menjadi salah satu katalis utama yang mendorong seluruh sektor untuk bertransformasi secara bisnis demi menciptakan operasional yang lebih optimal. 


Teknologi AI dan IoT sendiri merupakan teknologi yang pemanfaatannya terus meningkat karena dimensi perkembangan kebutuhan bisnis yang terpengaruh kondisi sosial dan ekonomi saat ini. Rama mencontohkan, pemanfaatan teknologi berbasis AI dan IoT untuk optimalisasi bisnis itu diantaranya berupa analisis visual demografi pengunjung sebuah toko untuk mendeteksi minat dan ketertarikannya terhadap sebuah produk atau layanan yang ditawarkan. 


Selain itu, analisis heat map yang dapat diolah melalui solusi Qlue juga bisa dioptimalkan untuk mengetahui lokasi maupun titik-titik strategis yang ramai pengunjung di suatu area sehingga dapat menjadi masukan bagi pengembangan bisnis. Pemanfaatan teknologi tersebut juga diprediksi mampu meningkatkan efisiensi hingga 30 persen dan meningkatkan produktivitas bisnis hingga lebih dari 200 persen.


“Pandemi memperlihatkan tren pemanfaatan AI dan IoT yang meningkat di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian. Dan tentu saja situasi ini akan mendorong sektor bisnis untuk mengembangkan organisasi digital yang semuanya berbasis data. Kita tidak bisa menghindari era teknologi berbasis data dan ini merupakan peluang untuk meningkatkan skalabilitas dunia bisnis di berbagai sektor,” kata Rama.


Pemanfaatan AI dan IoT yang menghasilkan teknologi berbasis data sendiri menunjukan tren yang terus meningkat. Lembaga riset Fortune Business Insight merilis hasil penelitian bahwa valuasi pasar kecerdasan buatan secara global pada 2021 mencapai US$ 47 Miliar atau setara Rp 673 triliun, sesuai persentase rata-rata pertumbuhan sejak 2017 yang berada di angka 31 persen per tahunnya. Angka itu diperkirakan terus meningkat menjadi US$ 360 Miliar pada 2028 mendatang, seiring meningkat permintaan pasar akan yang terus tumbuh hingga 33 persen setiap tahunnya. 


Pemanfaatan teknologi AI dan IoT juga akan memberikan dampak semakin banyaknya data-data yang bisa diproses untuk menghasilkan insight yang berkualitas. Dell Indonesia, dalam acara bertajuk Future Making For Tomorrow Vision yang dilaksanakan secara virtual pada Desember 2021 lalu juga memprediksi potensi pemanfaatan teknologi IoT yang semakin tinggi. Hal itu karena perkiraan aktivasi sekitar 1 juta gawai per hari dan terhubung secara online, mulai dari telepon genggam, komputer, kendaraan transportasi, hingga gawai di kawasan perkantoran maupun pabrik.


Menurut Country Business Lead Dell Indonesia Ryan Renaldy, aktivasi gawai itu akan memberikan dampak linier dengan kebutuhan pengolahan data yang berpengaruh pada hampir seluruh aspek. Situasi ini akan semakin mendorong penyesuaian pengelolaan data dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Hal tersebut mendorong perkembangan komputasi ujung atau edge computing yang mampu mengelola data menjadi lebih cepat sesuai dengan kebutuhan.


“Suatu proses analitik akan muncul saat ada data yang diterima dan karena itu proses pendistribusian menjadi penting karena akan mempengaruhi kualitas insight yang dihasilkan. Artinya, tidak hanya diperlukan data yang baik sebanyak mungkin, tetapi juga distribusinya yang baik. Kebutuhan itu bisa difasilitasi oleh teknologi edge computing yang menjadi salah satu keunggulan dari Dell,” ujar Ryan.


Kontributor: Agatha Patricia (United Communication)
Editor: Iwan Alfianto
Lebih baru Lebih lama
CLOSE ADS
CLOSE ADS