Keris, Kekayaan Seni Budaya Nusantara


Ungaran, SEMARANG Post - Keris diakui Unesco sebagai Karya Agung Budaya Dunia pada 25 November 2005 sebagai warisan budaya takbenda, Unesco menyabutnya "Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity". Untuk itu sudah seharusnya kita harus menjaga dan melestarikannya. 

Salah satu upaya menjaga keberadaan dan nilai-nilai warisan tersebut, Sabtu 5 Juli 2025 pukul 19.30 WIB kalender Jawa 10 Suro 1959, Paguyuban Among Budaya Gedanganak, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang menggelar tradisi Jamasan Pusaka. 

Prosesi dilaksanakan di Bale Lingkungan Gedanganak diawali kirab punggawa Among Budaya berpakaian adat jawa disamping membawa pusaka piandel kelurahan Gedanganak juga pusaka-pusaka lain milik warga sekitar dan  titipan masyarakat dari luar wilayah Gedanganak.

"Jamasan Pusaka merupakan ritual pembersihan benda pusaka peninggalan leluhur, Tradisi ini tidak sekadar membersihkan benda fisiknya, tetapi terkandung makna filosofi dan spiritual  mendalam sebagai penghormatan kepada nenek moyang juga pelestarian nilai-nilai budaya. " demikian tutur M.A. Soetikno pada Sabtu 5 Juli 2024.. 

Sebagai sesepuh Tosan Aji Pandanaran dan pemerhati budaya, M.A. Soetikno menegaskan bahwa memahami keris tidak dapat dilakukan hanya memandangnya sebagai senjata, apalagi aspek mistis semata namun juga menyelami alam pikir masyarakat Jawa, Estetika, dan Simbol-simbol akan nilai-nilai kehidupan yang ditempa menjadi satu,

" Yang terpenting !, ketika masyarakat mencintai simbol budaya maka ia akan tahu jati dirinya terutama makna filosofinya sebagai nilai budaya Nusantara " tandas Soetikno 

Pada kesempatan yang sama, Mpu muda Galih  mengatakan tradisi Jamasan Pusaka tidak sekadar membersihkan benda fisik tetapi terkandung makna spiritual mendalam sebagai penghormatan kepada nenek moyang dan pelestarian nilai-nilai budaya.

Hadir di acara Jamasan Pusaka di Bale Lingkungan Gedanganak, Ungaran Timur Kabupaten Semarang selain punggawa Tosan Aji, juga pemerhati budaya dari Sanggar Gedongsongo, Ambarawa serta Salatiga.

Disela-sela prosesi, Yunus salah satu punggawa Among Budaya menyoroti pendapatnya bahwa Generasi Z memiliki peran strategis dalam pemertahanan budaya lokal di tengah arus budaya asing. Dengan kreativitas, inovasi, dan pemanfaatan teknologi, mereka dapat menjaga warisan leluhur agar tetap hidup dan relevan

"Budaya asing dapat diterima sebagai bentuk interaksi global, tetapi tidak boleh menggantikan identitas budaya Indonesia " tandas Yunus pada Sabtu 5 Juli 2025.

Pewarta : Iwan Alfianto
Editor:Anast 
Lebih baru Lebih lama
TUTUP
TUTUP